Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, berkomitmen akan membantu
mempromosikan kelapa sawit Indonesia yang dinilai lebih ramah
lingkungan. Hal itu diungkapkannya saat bertemu Wakil Presiden Boediono.
"PM Belanda menegaskan bahwa sangat memahami masalah itu, dan siap
membantu Indonesia untuk lebih mendorong agar kita betul-betul bisa
diterima di seluruh dunia sebagai industri sawit yang sustainable," kata
Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (22/11).
Selama satu jam, kedua belah pihak berbincang hangat. Pada kesempatan
itu, wapres kesiapan Indonesia dalam menghadapi pengurangan stimulus
ekonomi yang akan dilakukan bank sentral Amerika Serikat.
"Wakil Presiden menyampaikan concern mengenai industri kelapa sawit.
Ini adalah industri yang sangat penting, dan kita minta supaya Belanda
juga turut membantu bahwa kita ini sudah menyelenggarakan industri sawit
yang sustainable, jadi mungkin sekarang banyak gejolak di mana-mana
yang menginginkan kontrol yang lebih ketat," lanjutnya.
Mark Rutte membagikan pengalaman mengenai perkembangan pendidikan di
negaranya. menurutnya, butuh waktu yang cukup lama demi mendapatkan
pendidik maupun kepala sekolah dengan kualitas bermutu. Apalagi, saat
ini dunia lebih membutuhkan sumber daya manusia yang siap untuk
mendukung proses industrialisasi.
"PM Rutte mengatakan itu bisa memakan waktu sampai 40 tahun jadi
memang bukan main-main, dan juga tadi disampaikan pentingnya untuk
mengembangkan pendidikan yang lebih berorientasi pada pendidikan teknik
bukan hanya pendidikan ilmu-ilmu sosial, karena itu memang sebetulnya
diperlukan untuk mendukung industrialisasi di semua negara," paparnya.
Selama pertemuan itu, kedua belah pihak tidak menyinggung sama sekali
isu penyadapan yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat (AS) dan
Australia terhadap Indonesia dan 89 negara lainnya di dunia. "Sama
sekali tidak menyinggung soal penyadapan, karena saya dengar tidak ada
hubungannya dengan Belanda ya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar