Pengusaha minyak sawit atau crude palm oil (CPO) optimistis tahun 2014
pertumbuhan industri sawit akan cerah. Salah satu pemicunya adalah
dengan adanya mandatori mengenai pengembangan biofuel (biodiesel) atau
bahan bakar nabati yang bahan bakunya dari kelapa sawit.
Tahun
2014 produksi sawit akan meningkat sementara permintaan dunia belum
sepenuhnya pulih dan normal. Inilah mengapa kebijakan beberapa negara
terutama Indonesia dan Malaysia yang akan meningkatkan konsumsi biofuel
dalam negeri akan menjadi faktor yang menentukan perkembangan kelapa
sawit di tahun 2014.
Dalam siaran pers Gabungan Pengusaha Kelapa
Sawit Indonesia (GAPKI) menyebut, Indonesia diperkirakan bakal menambah
pasokan konsumsi CPO sebesar 3,3 juta ton untuk produksi biofuel. Agar
kebijakan ini dapat berjalan dengan baik maka diperlukan insentif dan
regulasi yang kondusif.
GAPKI meyakini prospek industri kelapa
sawit nasional pada tahun ini cukup menjanjikan. Harga minyak sawit
mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan produk turunannya di pasar internasional
diprediksi mampu menembus US$ 1.100 per ton. Hal itu berpotensi
mendongkrak ekspor CPO hingga ke level US$ 24,2 miliar.
"Kenaikan
harga dipicu berkurangnya suplai global, salah satunya akibat kebijakan
Indonesia dalam meningkatkan konsumsi CPO untuk biodiesel di dalam
negeri. Mandatori biodiesel di sejumlah negara juga turut berpotensi
mendongkrak kenaikan harga CPO," tulis siaran pers itu, Kamis
(27/2/2014).
Berdasarkan data GAPKI, produksi CPO dan Palm Kernel
Oil (PKO) tahun 2013 mencapai 26 juta ton atau naik 1,9% dibanding 2012
sebanyak 26,5 juta ton. Sedangkan produksi 2014 diperkirakan ada di
kisaran 27,5-28 juta ton.
Usaha peningkatan produksi kelapa sawit
hingga saat ini terus dilakukan, baik secara intensifikasi maupun
ekstensifikasi. Usaha intensifikasi dilakukan dengan berbagai penelitian
genetik bahan tanaman dan kultur teknis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar