Rabu, 25 Juni 2014

Jakarta

Pengusaha minyak sawit atau crude palm oil (CPO) optimistis tahun 2014 pertumbuhan industri sawit akan cerah. Salah satu pemicunya adalah dengan adanya mandatori mengenai pengembangan biofuel (biodiesel) atau bahan bakar nabati yang bahan bakunya dari kelapa sawit.

Tahun 2014 produksi sawit akan meningkat sementara permintaan dunia belum sepenuhnya pulih dan normal. Inilah mengapa kebijakan beberapa negara terutama Indonesia dan Malaysia yang akan meningkatkan konsumsi biofuel dalam negeri akan menjadi faktor yang menentukan perkembangan kelapa sawit di tahun 2014.

Dalam siaran pers Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebut, Indonesia diperkirakan bakal menambah pasokan konsumsi CPO sebesar 3,3 juta ton untuk produksi biofuel. Agar kebijakan ini dapat berjalan dengan baik maka diperlukan insentif dan regulasi yang kondusif.

GAPKI meyakini prospek industri kelapa sawit nasional pada tahun ini cukup menjanjikan. Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan produk turunannya di pasar internasional diprediksi mampu menembus US$ 1.100 per ton. Hal itu berpotensi mendongkrak ekspor CPO hingga ke level US$ 24,2 miliar.

"Kenaikan harga dipicu berkurangnya suplai global, salah satunya akibat kebijakan Indonesia dalam meningkatkan konsumsi CPO untuk biodiesel di dalam negeri. Mandatori biodiesel di sejumlah negara juga turut berpotensi mendongkrak kenaikan harga CPO," tulis siaran pers itu, Kamis (27/2/2014).

Berdasarkan data GAPKI, produksi CPO dan Palm Kernel Oil (PKO) tahun 2013 mencapai 26 juta ton atau naik 1,9% dibanding 2012 sebanyak 26,5 juta ton. Sedangkan produksi 2014 diperkirakan ada di kisaran 27,5-28 juta ton.

Usaha peningkatan produksi kelapa sawit hingga saat ini terus dilakukan, baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Usaha intensifikasi dilakukan dengan berbagai penelitian genetik bahan tanaman dan kultur teknis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar